BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Friday, July 22, 2011



Kusulam sebuah puisi madah
dalam hening akad nikah
dengan benang sutera
yang kupintal dari kepompong cinta
yang bergelayut di hatiku.


Perkawinan ini khusus untukmu kekasih
bahagianya dapat kupersembahkan untukmu
sebuah dekapan seumur hidup
yang hangat dan lembut
hingga lubuk hatimu.


Kau amanah paling cantik
bahagianya dipercaya menjagamu
dengan segala hal tanpa batas ruang
dan waktu
aku mencintaimu.


Puisi itu menjelma kupu-kupu indah

yang tak pernah membayangkan dirinya dirajut di gaun pengantin
ia meneteskan airmata
haru betapa diperlakukan penuh cinta dan istimewa.

Airmata itu membuat gaun pengantin bertabur gerimis

seikat pelangi berkilauan di pelaminan.

Di sampingku,
seorang bidadari sedang tersenyum padaku!





Aku tak bisa menyusun kata
penutup yang indah
untuk mengakhiri percakapan
hanya bisa kutatap matamu
sampai embun.
Bahkan bintang-bintang telah
bergugur
tetapi aku enggan tidur
sibuk menganyam bait demi bait kasih di rambutmu
seribu musim merajut singgasana
di atas kelambu
bukankah malam adalah istana
tempat paling megah
di atas bumi
engkau dan aku selalu bersanding
berbagi cerita berbagi puisi
berbagi mimpi
menciptakan pagi.



Genggam jemariku
seikat pelangi ini untukmu
baru kupotong dari langit rumput kelabu
dengan sisa hujan
masih
menitik ke dalam kalbu.
Kenangan-kenangan kurangkum
dalam tiap helainya
kututup ujung baitnya dengan kuntum ungu.
Berikutnya, kau pun tahu
ku kagumi mentari
yang bergayut manja
di lembut bulu matamu.



Bulan berayun di ranting ketapang
muzik sunyi bersahutan di balik batuan-batuan
cahaya berjatuhan seperti gerimis di celah-celah dedaun
membasuh separuh wajahmu.
Kupandang tepat matamu, hidungmu, bibirmu, indahmu
ketika ku mendekat yang kau sisakan tinggal selengkung senyum
segera saja kudaratkan cium
dan bulan menutupi peristiwa itu
dengan cahaya ranum.
Senyum tipismu seolah angin menyentuh dedaun
membuatku hanyut dalam ombak rerumput
hanya dapat kuikuti getarannya
sebagai sebuah tarian.
Lalu kau memandangku
seperti perahu yang membawaku
ke dalam hatimu.

0 comments: